Miss Persepsi dalam Iklan "Selalu tau musik dengan Google"
Mispersepsi sendiri secara mudahnya adalah kesalahan penyampaian sebuah informasi terhadap audience sehingga audience menerima informasi yang kurang sesuai atau salah. Didalam komunikasi visual mispersepsi sering terjadi dan tergolong hal yang lumrah. Karena pada dasarnya mispersepsi dua pandangan dalam penggunaannya yaitu hal positif dan negative.
Dalam hal positif yang dapat diambil terhadap mispersepsi
adalah bagaimana sebuah visual atau dalam sebuah iklan, mispersepsi digunakan
sebagai sebuah pancingan atau sebuah ide kreatif yang dapat dikembangkan yang
membuat audience merasa betah untuk melihatnya tanpa tau bahwa yang mereka
lihat terdapat sebuah iklan didalamnya. Hal tersebut terbukti berhasil dan
sudah banyak diaplikasikan didalam sebuah iklan-iklan yang kita lihat di televise
atau billboard
Tetapi selain hal positif yang dapat diambil, mispersepsi
juga memiliki hal negatif yang harus diperhatikan, karena salah-salah dalam
mispersepsi bisa berbeda juga pandangan audience terhadap brand atau komunikasi
visual yang ingin disampaikan. Pada dasarnya mispersepsi sangat bermanfaat
didalam mempromosikan sebuah brand atau produk, tidak hanya itu mispersepsi
juga digunakan dalam kebutuhan lainnya. Tergantung bagaimana kita mengolahnya
untuk menghasilkan hal-hal yang positif pastinya
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mispersepsi
didalam sebuah iklan yang sempat terkenal dan menjadi perbincangan pada
jamannya yaitu iklan dari google yang dimana google ingin memperkenalkan pada
khalayak banyak tentang fitur terbaru mereka yaitu mudahnya mencari sebuah lagu
yang sering kita dengarkan tetapi tidak tau lirik atau judul lagu tersebut.
Pada iklan google tersebut menurut saya cukup unik karena
iklan tersebut menggambarkan atau menggunakan konsep yang cukup matang yang
dimana mereka menyampaikan masalah yang sering kita alami dan menggambarkannya
dengan orang yang seram, sehingga kita tidak akan mengira pada awalnya bahwa
iklan tersebut merupakan sebuah iklan dari google untuk memperkenalkan fitur
pencarian dari lagu.
Pada iklan google ini audience tidak akan mengira bahwa
iklan tersebut dibuat oleh google karena google tidak memberikan sebuah
branding di awal melainkan google memberikannya di akhir dari iklan. Oleh karena
itulah banyak audience pastinya yang akan menebak-nebak diawal dan akan
memunculkan mispersepsi pastinya.
Pengolahan iklan yang dibungkus dengan sebuah komedi memang
tidak akan pernah gagal menurut saya, mungkin tidak akan ada yang mengira bahwa
orang bertampang seram dengan motor custom yang identik dengan lagu-lagu yang
hardcore menyukai lagu yang dinyanyikan oleh pengamen tersebut.
Kita akan mulai sadar sebagai audience bahwa iklan tersebut
bertujuan untuk memperkenalkan fitur tersebut ketika pemeran utama pada iklan ikut
menyanyikan lagu tersebut. Atau mungkin bahkan hanya beberapa orang saja yang
sudah menyadari akan hal itu.
Pada akhirnya seperti yang saya sebutkan diawal, mispersepsi
dapat menjadi hal positif ketika digunakan secara benar dan bijak, seperti
salah satu contohnya dalam iklan google ini. Google ingin membuat para audience
menebak-nebak iklan apakah ini dan apa tujuannya memberikan gambaran orang
bertampang seram sedang dilampu merah, apakah akan balapan atau akan tauran
kita tidak ada yang tau. Namun setelah mengikuti iklan tersebut sampai akhir
membuat kita sadar bahwa iklan tersebut menjebak kita agar kita memperhatikan
sampai akhir dengan memberikan rasa penasaran dan juga kebiasaan-kebiasaan yang
sering kita lakukan sehari-hari.
Komentar
Posting Komentar